Minggu, 23 Januari 2011

Gangguan Disosiatif


Gangguan disosiatif mayor mencakup gangguan identitas disosiatif, amnesia disosiatif, fugue disosiatif, dan gangguan depersonalisasi. Dalam setiap kasus terdapat suatu gangguan atau disosiasi (perpecahan) pada fungsi-fungsi identitas, ingatan, atau kesadaran yang dalam keadaan normal membuat diri kita menjadi satu kesatuan.

Amnesia Disosiatif
Amnesia disosiatif dipercaya sebagai tipe yang paling umum dari gangguan disosiatif. Amnesia diambil dari akar kata Yunani a-, berarti tanpa, dan mnasthai berarti untuk mengingat. Dalam amnesia disosiatif, sebelumnya disebut amnesia psikogenik, orang menjaadi tidak mampu menyebutkan kembali informasi pribadi yang penting, biasanya melibatkan pengalaman yang traumatis atau penuh tekanan, dalam bentuk yang tidak dianggap sebagai lupa biasa. Kehilangan ingatan ini juga tidak disebabkan oleh penyebab organis tertentu, seperti kerusakan pada otak atau kondisi medis tertentu, bukan pula efek langsung dari obat-obatan atau alcohol. Tidak seperti  bentuk progresif dari hendaya ingatan, ingatan yang hilang dalam amnesia disosiatif dapat kembali, meski gangguan ini bias berlangsung selama beberapa hari, minggu, atau bahkan tahun. Mengingat kembali dalam amnesia disosiatif dapat terjadi secara bertahap tetapi sering kali muncul secara tiba-tiba dapat mengingat pengalamannya setelah dipindahkan ke rumah sakit yang jauh dari medan perang.
Amnesia bukanlah lupa yang biasa, seperti lupa nama seseorang atau dimana anda meletakkan kunci mobil. Kehilangan ingatan dalam amnesia bersifat lebih ekstrem atau luas secukupnya. Kebanyakan kasus dari amnesia disosiatif mengambil bentuk amnesia terlokalisasi dimana peristiwa yang terjadi dalam suatu periode waktu tertentu hilang dari ingatan. Bentuk lain dari amnesia disosiatif mencakup amnesia selektif dan amnesia menyeluruh. Dalam amnesia selektif, orang lupa hanya pada hal-hal khusus yang mengganggu yang terdapat dalam suatu periode waktu tertentu. Seseorang dapat mengingat periode hidup dimana ia melakukan perselingkuhan dalam pernikahannya, tapi justru tidak ingat peristiwa perselingkuhan yang membuat ia merasa bersalah tersebut. Seorang tentara dapat mengingat hamper seluruh pertempuran, tapi bukan kematian dari sahabatnya. Dalam amnesia menyeluruh, orang melupakan seluruh kehidupannya siapa dirinya, apa pekerjaannya, dimana tempat tinggalnya, dengan siapa ia tinggal. Bentuk amnesia ini sangat jarang terjadi, meski anda tidak akan mengira begitu bila anda menonton opera-opera sabun di siang hari.

Fugue Disosiatif
Fugue berasal dari bahasa latin fugure, yang berarti “melarikan diri”. Kata fugitive (pelarian/buronan) memiliki asal kata yang sama. Fugue sama seperti amnesia “dalam pelarian”. Dalam fugue disosiatif sebelumnya disebut fugue psikogenik, si penderita melakukan perjalanan secara tiba-tiba dan tanpa diduga sebelumnya dari rumah atau tempat kerjanya, ia tidak mampu mengingat kembali informasi personal yang sudah-sudah, dan menjadi bingung akan identitasnya atau mengasumsikan identitas yang baru. Bila orang dengan amnesia tampak berjalan-jalan tanpa tujuan, orang dalam fugue bertindak lebih bertujuan.

Gangguan Depersonalisasi
Depersonalisasi mencakup kehilangan atau perubahan temporer dalam perasaan yang biasa mengenai realitas diri sendiri. Dalam suatu depersonalisasi, orang merasa terpisah dari dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Mereka mungkin merasa seperti sedang bermimpi atau bertingkah laku seperti robot.
Derealisasi adalah suatu perasaa tidak nyata mengenai dunia luar yang mencakup perubahan yang aneh dalam persepsi mengenai lingkungan sekitar, atau dalam perasaan mengenai periode waktu juga dapat muncul. Orang dengan objek dapat tampak berubah ukuran atau bentuk dan dapat pula mengeluarkan suara yang berbeda. Semua perasaan ini dapat diasosiasikan dengan kecemasan termasuk pusing dan ketakutan akan menjadi gila, atau dengan depresi.

Gangguan Somatoform
Kata somatoform diambil dari bahasa Yunani soma, yang berarti tubuh. Dalam gangguan somotoform, orang memiliki simtom fisik yang mengingatkan pada gangguan fisik namun tidak ada abnormalitas organic yang dapat dipercaya, bahwa simtom tersebut merefleksikan factor atau konflik psikologis. Beberapa orang mengeluhkan masalah dalam bernafas atau menelan, atau ada yang menekan di dalam tenggorokan. Masalah-masalah seperti ini dapat merefleksikan aktivitas yang berlebihan dari cabang simpatis system saraf otonomik, yang dapat dihubungkan dengan kecemasan.  Ganguan somatoform berbeda dengan malingering atau kepura-puraan simtom yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang jelas. Gangguan tersebut juga berbeda dengan gangguan factitious yang bentuk paling umumnya adalah sindrom Munchausen. Munchausen adalah suatu bentuk penyakit yang dibuat-buat dimana orang tersebut berpura-pura sakit atau membuat dirinya sendiri sakit.

Ø  Gangguan Konversi
Gangguan konversi dicirikan oleh suatu perubahan besar dalam fungsi fisik atau hilangnya fungsi fisik meski tidak ada temuan medis yang dapat ditemukan sebagai penyebab simtom atau kemunduran fisik tersebut. Simtom fisik itu biasanya timbul tiba-tiba dalam situasi yang penuh tekanan. Gangguan konversi dinamakan demikian karena adanya keyakinan psikodinamika bahwa gangguan tersebut mencerminkan penyaluran, atau konversi, dari energy seksual atau agresif yang direpresikan ke simtom fisik. Gangguan konversi sebelumnya disebut neurosis histerikal atau hysteria dan memainkan peranan penting  dalam perkembangan psikoanalisis Freud. Gangguan historical atau konversi sepertinya lebih umum terjadi di masa Freud daripada saat ini, yang relative jarang.

Ø  Hipokondriasis
Cirri utamanya adalah focus atau ketakutan bahwa simtom fisik yang dialami sseorang merupakan akibat dari suatu penyakit serius yang mendasarinya, seperti kanker atau masalah jantung.  Rasa takut tetap ada meskipun telah diyakinkan secara medis bahwa ketakutan itu tidak berdasar. Orang dengan hipokondriasis tidak secara sadar berpura-pura akan simtom fisiknya. Mereka umumnya mengalami ketidaknyamanan fisik, sering kali melibatkan system pencernaan atau campuran antara rasa sakit dan nyeri. Orang dengan hipokondriasis menjadi sangat sensitive terhadap perubahan ringan dalam sensasi fisik, seperti sedikit perubahan dalam detak jantung dan sedikit rasa nyeri. Padahal kecemasan akan simtom fisik dapat menimbulkan sensasi fisik tersendiri misalnya keringat berlebihan dan pusing bahkan pingsan. 
1.       Orang tersebut terpaku pada ketakutan memiliki penyakit serius atau pada keyakinan bahwa dirinya memiliki penyakit serius. Oang tersebut menginterpretasikan sensasi tubuh atau tanda-tanda fisik sebagai bukti dari penyakit fisiknya.
2.       Ketakutan terhadap suatu penyakit fisik, atau keyakinan memiliki suatu penyakit fisik, yang tetap ada meski telah diyakinkan secara medis.
3.       Keterpakuan tidak pada intensitas khayalan (orang itu mengenali kemungkinan bahwa keyakinan dan ketakutan ini terlalu dibesar-besarkan atau tidak mendasar) dan tidak terbatas pada kekhawatiran akan penampilan.
4.       Keterpakuan menyebabkan distress emosional yang sif=gifikan atau mengganggu satu atau lebih yang penting, seperti fungsi social atau pekerjaan.
5.       Gangguan telah bertahan selama 6 bulan atau lebih.
6.       Keterpakuan tidak muncul secara eksklusif gangguan mental lainnya.

Ø  Gangguan Dismorfik Tubuh
Orang dengan gangguan dismorfik tubuh (body dismorphic disorder/BDD) terpaku pada kerusakan fisik yang dibayangkan atau dibesar-besarkan dalam hal penampilan mereka. Mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk memeriksakan diri di depan cermin dan mengambil tindakan yang ekstrem untuk mencoba memperbaiki kerusakan yang dipersepsikan, bahkan menjalani operasi plastic yang tidak dibutuhkan.

Ø  Gangguan Somatisasi
Gangguan somatisasi sebelumnya dikenal sebagai sindrom Briquet, dicirikan dengan keluhan somatic yang beragam dan berulang yang bemula sebelum usia 30 tahun, bertahan paling tidak selama beberapa tahun, dan berakibat antara menuntut perhatian medis atau mengalami yang berarti  dalam memenuhi peran social atau pekerjaan. Keluhan-keluhan yang diutarakan biasanya mencakup system-sistem organ yang berbeda. Orang dengan gangguan somatisasi adalah orang yang sangat sering memanfaatkan pelayanan ke dokter. Gangguan ini biasanya bermula pada masa remaja atau dewasa muda dan tampaknya merupakan gangguan yang kronis atau bahkan yang berlangsung sepanjang hidup.

Ø  Sindrom Koro dan Dhat
Sindrom koro adalah sebuah sindrom yang terkait dengan budaya yang ditemukan terutama di Cina dan sejumlah Negara Timur Jauh lainnya. Orang dengan sindrom koro takut alat genital mereka mengecil dan masuk ke dalam tubuh yang mereka percaya akan menyebabkan kematian. Sindrom koro dianggap sebagai suatu sindrom terkait busaya, meski sejumlah kasus telah dilaporkan di luar Cina dan Timur Jauh. Sindrom didefinisikan terutama pada pria muda, meski beberapa kasus juga dilaporkan pada wanita. Sindrom koro cenderung hanya muncul sebentar dan melibatkan episode kecemasan akut bahwa alat genital mereka masuk ke dalam. Tanda-tanda fisiologis kecemasan yang mendekati proporsi panic umum terjadi, mencakup keringat yang berlebihan, tidak dapat bernafas, dan jantung berdebar-debar.
Sindrom Dhat
Sindrom dhat ditemukan di antara laki-laki muda Asia India dan melibatkan ketakutan yang berlebihan akan kehilangan air mani saat buang air dimalam hari. Beberapa pria dengan sindrom ini percaya juga percaya bahwa air mani bercampur dengan urine dan dikeluarkan saat buang air kecil. Pria dengan sindrom dhat akan berkeliling dari satu dokter ke dokter lainnya mencari bantuan untuk mencegah pembuangan di malam hari atau hilangnya air mani (yang dibayangkan) yang bercampur dengan urine yang dibuang.

Sabtu, 22 Januari 2011

Anxiety

Anxietas adalah suat keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal yang harus dicemaskan misalnya kesehatan, relasi social, ujian, karier, dan kondisi lingkungan adalah beberapa hal yang dapat menjadi sumber kekhwatiran.

Ciri-ciri gangguan kecemasan

Kegelisahan, gugup, tangan atau anggota tubuh yang bergetar atau gemetar, sensasi dari pita ketat ang mengkilat di sekitar dahi, kekencangan pada pori-pori kulit perut atau dada, banyak berkeringat, telapak tangan yang berkeringat, pening atau pingsan, mulut atu kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, bernafas pendek, jantung berdebar kencang, suara yang bergetar, jari-jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin, pusing, merasa lemas atau mati rasa, sulit menelan, kerongkongan terasa tersekat, leher atau punggung terasa kaku, sensasi seperti tercekik atau tertahan, tangan yang dingin dan lembab, terdapat gangguan sakit perut atau mual, panas dingin, sering buang air kecil, wajah terasa memerah, diare, merasa sensitif atau mudah marah

Ciri-ciri behaviorial dari kecemasan

Perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen, perilaku terguncang.

Ciri-ciri kognitif dari kecemasan

Khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketutan at aprehensi terhadap sesuatu yg terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi, tanpa ada penjelasan yang jelas, terpaku pada sensasi ketubuhan, sangat waspada terhadap sensasi ketubuhan, merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian, ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, berpikir bahwa semuanya tidak lagi bias dikendalikan, berpikir bahwa semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bias diatasi, khawatir terhadap hal-hal yang sepele, berpikir bahwa semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bias diatasi, khawatir terhadap hal-hal yang sepele, berpikir tentang hal mengganggu yang sama berulang-ulang, berpikir bahwa harus bias kabur dari keramaian, kalau tidak pasti akan pingsan, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, berpikir akan segera mati, meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah secara medis, khawatir akan ditinggal sendirian, sulitberkonsentrasi atau memfokuskan pikiran

Jenis-jenis kecemasan :

Gangguan panik

Gangguan panic mencakup munculnya serangan panic yang berulang dan tidak terduga. Serangan-serangan panic melibatkan reaksi kecemasan yang intens dengan simtom-simtom fisik seperi jantung berdebar-debar, nafas cepat, nafas tersengal, atau kesulitan bernafas, berkeringat banyak dan rasa lemas serta pusing tujuh keliling.

Gangguan kecemasan menyeluruh

Gangguan kecemasan menyeluruh (generalized anxiety disorder/GAD) ditandai oleh perasaan cemas yang persisten yang tidak dipicu oleh suatu objek, situasi, atau aktivitas yang spesifik, tetapi lebih merupakan apa yang disebut Freud sebagai “mengambang bebas”. Ciri utama GAD adalah rasa cemas. Orang dengan GAD adalah pencemas kronis. Mereka mungkin mencemaskan secara berlebihan keadaan hidup mereka seperti keuangan, kesejahteraan anak-anak, dan hubungan social mereka.

Gangguan Fobia

Kata fobia berasal dari kata Yunani phobos berarti takut. Konsep takut dan cemas betautan erat. Takut adalah perasaan cemas dan agitasi sebagai respons terhadap suatu ancaman. Gangguan fobia adalah rasa takut yang persisten terhadap objek atau situasi dan rasa takut ini tidak sebanding dengan ancamannya. Ada 3 tipe fobia, yaitu :

1. Fobia Spesifik adalah ketakutan yang berlebihan dan persisten terhadap objek at situasi spesifik seperti ketakutan terhadap ketinggian, takut terhadap tempat tertutup, atau ketakutan terhadap binatang-binatang kecil. Fobia spesifik seringkali bermula pada masa kanak-kanak. Banyak anak yang mengembangkan ketakutan terhadap objek atau situasi spesifik, tetapi hal ini akan berlalu. Fobia spesifik adalah salah satu gangguan psikologis yang paling umum, berlangsung terus selama bertun-tahun atau selama beberapa decade kecuali bila ditangani dengan sukses. Perempuan mempunyai kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengembangkan fobia spesifik.

2. Fobia Sosial

Orang-orang dengan fobia social mempunyai ketakutan yang intens terhadap situasi social sehingga mereka mungkin sama sekali menghindarinya, atau menghadapinya tapi dengan distress yang sangat besar. Fobia social yang mendasar adalah ketakutan yang berlebihan trhadap evaluasi negative dari orang lain. Orang-orang dengan fobia social takut untuk melakukan atau mengatakan sesuatu yang memalukan atau yang akan membuat dirinya merasa terhina.

3. Agorafobia

Katagorafobia berasal dari kata Yunani yang berarti “takut kepada pasar” yang sugestif untuk ketakutan berada di tempat-tempat terbuka dan ramai. Agoraphobia melibatkan ketakutan terhadap tempat-tempat atau situasi-situasi yang member kesulitan atau membuat malu seseorang untuk kabur dari situ bila trjadi simtom-simtom panic atau suatu serangan panik yang parah atau ketakutan kepada situasi-situasi di mana bantuan mungkin tidak bias didapatkan bila problem tersebut terjadi. Agoraphobia lebih umum terdapat pada perempuan daripada laki-laki, seing bermula di akhir masa remaja atau awal masa dewasa.

Gangguan Obsesif-Kompulsif

Suatu obsesi adalah pikiran, ide, atau dorongan yang intrusive dan berulang yang sepertinya terjadi di luar kemampuan seseorang untuk mengendalikannya. Obsesi dapat menjadi sangatkuat dan persisten sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan distress serta kecemasan yang signifikan. Tercakup di dalamnya adalah keragu-raguan. Impuls-impuls, dan citra (gambaran) mental. Orang bias bertanya-tanya tanpa berkesudahan apakah pintu-pintu sudah dikunci dan jendela-jendela sudah ditutup, misalnya. Seseorang mungkin terobsesi dengan impuls untuk menyakiti pasangannya. Seseorang dapat mempunyai berbagai macam gambaran mental, seperti fantasi berulang dari seorang ibu muda bahwa anak-anaknya dilindas mobil dalam perjalanan pulang ke rumah.

Suatu impuls adalah tingkah laku yang repetitive (seperti mencuci tangan atau memeriksa kunci pintu atau gembok) at tindakan mental repetitive (seperti berdoa, mengulang-ulang kata-kata tertentu, atau menghitung) yang dirasakan oleh seseorang sebagai suatu kelurusan atau dorongan yang harus dilakukan. Kompulsi sering kali terjadi sebagai jawaban terhadap pikiran obsesif dan muncul dengan cukup sering serta kuat sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari atau menyebabkan distress yang signifikan. Kompulsi sering menyertai obsesi dan sepertinya member sedikit kelegaan untuk kecemasan yang ditimbulkan oleh pikiran-pikiran obsesif. Dengan mencuci tangan 40 atau 50 kalli berturut-turut setiap kali menyentuh daging pintu di tempat umum, pencuci tangan yang secara kompulsif mungkin merasakan sedikit kelegaan dari kecemasan yang dimunculkan oleh pikiran obsesif tersebut akan mencegah terjadinya suat peristiwa yang menakutkan, meskipun tidak ada dasar realistic untuk keyakinan ini dan juga tingkah lakunya jauh dari masuk akal untuk sitasi seperti tersebut.

Gangguan stress akut dan gangguan stress pascatrauma

Gangguan stress akut (Acute stress disorder/ASD) adalah suatu reaksi maladaptive yang terjadi pada bulan pertama sesudah pengalaman traumatis. Gangguan stress pascatrauma (posttraumatic stress disorder/PTSD) adalah reaksi maladaptive yang berkelanjutan terhadap suatu pengalaman traumatis. ASD adalah factor resiko mayor untuk PTSD, karena banyak orang dengan ASD yang kemudian mengembangkan PTSD. Berlawanan dengan ASD, PTSD kemungkinan berlangsung berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau sampai beberapa decade dan mungkin baru muncul setelah beberapa bulan atau tahun setelah adanya pemaparan terhadap peristiwa traumatis.

Ciri-ciri reaksi stres traumatis :

ASD dan PTSD mempunyai banyak cirri dan simtom yang sama. Beberapa cirri yang sama adalah mengalami kembali peristiwa traumatis, menghindari petunjuk atau stimuli yang diasosiasikan dengan peristiwa tersebut; mati rasa dalam responsivitas secara umum atau dalam segi emosional; mudah sekali terangsang; gangguan fungsi atau distress emosional yang penting. Perbedaan utama antara kedua gangguan tersebut adalah pada ASD penekanannya ada pada disosiasi_perasaan asing terhadap diri sendiri atau terhadap lingkungannya.